Silsilah Fiqih Pendidikan Anak – No: 51
Tanamkan pada diri anak kecintaan kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Ini merupakan pilar syahadat Muhammad Rasulullah. Dan masalah ini perlu kita utamakan. Sebab jiwa manusia secara umum pada periode perkembangannya akan berusaha menyerupai pribadi paling kuat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian meniru serta meneladaninya.
Pendidikan Islam menuntut anak kecil maupun dewasa agar meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam. Karena beliau adalah teladan terbaik yang tak akan tergantikan. Beliau manusia paling sempurna dan utusan Allah ta’ala yang paling utama.
Pada hakikatnya, segala bencana dan penyakit yang menimpa umat manusia merupakan salah satu dampak menjauhi teladan yang baik dan enggan meneladani Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Idola-idola baru bermunculan. Ironisnya sekarang ini, banyak sekali sosok yang diidolakan adalah pribadi yang sangat jauh dari bimbingan Ilahi. Maka tak mengherankan jika anak-anak tumbuh menjadi generasi yang menyimpang. Hidup mereka hampa dari ajaran sunnah dan sangat jauh dari petunjuk Allah. Mereka lebih cenderung kepada sikap glamour yang dicontohkan oleh idola mereka.
Dan setan berwujud manusia yang mereka idolakan itu akan menggiring mereka semakin menjauh dari agamanya. Dari sini kita menyadari urgensi kepribadian yang diteladani oleh anak kita.
Allah ta’ala menjelaskan bahwa tidak ada teladan yang lebih baik daripada Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam firman-Nya,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat serta ia banyak mengingat Allah”. QS. Al-Ahzab : 21.
Apabila kecintaan kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam telah tertanam, niscaya jiwa anak akan tergerak menujuk kebaikan dan semangat keislamannya akan meningkat. Hal ini akan mendorongnya kepada setiap kebaikan dan memecahkan berbagai persoalan. Demikian pula segala musibah yang menimpa akan terasa ringan.
Di antara upaya untuk menumbuhkan kecintaan anak kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah dengan mengajarkan sejarah hidup beliau. Yang akan memberikan gambaran kepada mereka tentang Nabi shallallahu’alaihiwasallam dalam segala kondisi dan keadaan beliau. Demikian juga mengiringinya dengan sejarah para sahabat, tabi’in dan orang-orang salih.
Termasuk perkara penting dalam masalah ini adalah menanamkan kecintaan anak kepada hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan segera melaksanakannya. Biasakanlah mereka membaca, menghafal dan mengamalkannya. Jangan lupa untuk memberikan pengajaran dan penjelasan singkat tentang hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam sesuai yang mereka butuhkan.
Pengajaran tersebut bisa diawali dari hal-hal yang ringan. Seperti adab keseharian. Contohnya adab makan, masuk dan keluar kamar mandi, berbicara dan lain-lain. Ajari anak untuk makan serta minum dengan tangan kanan. Masuk kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri. Mengucapkan salam saat masuk rumah. Menjaga kesopanan dalam berbicara. Demikian secara bertahap diajarkan kepada putra-putri kita. Sehingga mereka betul-betul selalu terikat dengan panutan kita semua; Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 9 Jumada Tsaniah 1436 / 30 Maret 2015
* Dinukil oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari buku Mencetak Generasi Rabbani karya Ust Ummu Ihsan dan Abu Ihsan (hal. 115-117) dengan sedikit tambahan.
Download Artilel “Ajarkan Hadits pada Anak”